Sains Membaca Arah Kesehatan Kita di Masa Pandemi

Membaca Arah Kesehatan Kita di Masa Pandemi

-

Serangkaian riset dan kajian dilakukan oleh beberapa akademisi Universitas Nasional, Jakarta. Dimulai sejak masa-masa permulaan wabah pandemi Covid 19 merebak. Beberapa fenomena ditemukan. Begitu juga solusinya.

Siti Syamsiah, S.ST., M.Keb

Siti Syamsiah, adalah satu dari beberapa dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES – Unas) yang melakukan riset dan kajian terkait dengan situasi pandemi Covid 19 di Indonesia. Hasil risetnya, dia susun menjadi sebuah presentasi yang diberi judul “Sentiment Analysis of Twitter on Covid-19 Prevalence In Indonesia”.

Riset dan kajian ini, dilakukan untuk menemukan ilmu, terutama untuk mencari peluang dalam melakukan pengendalian dan penanggulangan Covid-19 dalam bidang kesehatan, keperawatan, dan kebidanan.

Siti Syamsiah, mempresentasikan hasil penelitiannya melalui webinar, pada Sabtu 20 Juni 2020. Salah satu hasil risetnya menyebutkan bahwa selama pandemi masyarakat banyak yang memberikan tanggapan dan informasi mengenai Covid-19 banyak melalui media sosial.

Covid-19 adalah penyakit baru. Informasinya, belum banyak diketahui oleh masyarakat. Maka mereka (masyarakat) mencari informasi dan pencengahannya melalui media sosial. Twitter merupakan salah satu platform media sosial yang banyak digunakan di Indonesia.

Dari platform ini, informasi tentang Covid 19 beredar di media sosial dengan cepat dan luas. Namun, dari informasi yang beredar di Twitter itu, ada dua persepsi yang terbentuk. Yakni, persepsi negatif dan persepsi positif.

Kasus yang tinggi, justru banyak orang yang menyampaikan isu yang tidak bermanfaat. Inilah yang kemudian bisa mengakibatkan orang menjadi stres dan takut. Karenanya, seharusnya masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang Covid 19 bisa mengimbanginya dengan informasi positif, agar bisa membantu memberikan layanan kesehatan mental yang baik.

Misalnya, informasi tentang banyaknya pasien yang telah sembuh. Ini bisa menjadi informasi yang positif.

Peran ini, sebenarnya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan. Para nakes bisa memberikan informasi yang bermanfaat dan melakukan promosi kesehatan yang baik mengenai pencengahan Covid-19.

Ketua prodi Kebidanan FIKES Unas, Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb. melihat bahwa kasus kematian nakes saat pandemi yang diakibatkan tertular Covid-19, menunjukkan angka yang signifikan. Pada poin ini, setiap tenaga kesehatan seharusnya memberikan perhatian pada penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD).

Dari penelitian yang dilakukan, terdapat temuan bahwa tenaga kesehatan ada yang tidak tepat dalam menggunakan APD. Inilah yang kemudian bisa menjadi sasaran penularan atau infeksi yang membahayakan bagi keberlangsungan hidupnya.

Ini perlu diperhatikan, karena satu nyawa tenaga kesehatan memiliki tanggungjawab yang besar dalam merawat pasien.

Penelitian yang dilakukan Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb. diberi judul “Ketepatan Penggunaan APD pada Tenaga Medis dalam Masa Pandemi Covid-19 di Instansi Pelayanan Kesehatan di Wilayah Jabodetabek Tahun 2020”.

Salah satu temuannya, merekomendasikan agar setiap instansi kesehatan dapat menyelenggarakan pelatihan tata laksana penggunaan APD untuk kasus penyakit berbahaya, seperti Covid-19 sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap wabah.

Triana Indrayani, S.ST., M.Kes. juga melakukan penelitian. Kali ini tentang “Analisis Kualitas Pelayanan Ante Natal Care (ANC) di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2020”. Hasilnya, selama masa pandemi Covid 19, terdapat pedoman pemberian pelayanan ANC pada ibu hamil di Indonesia .

Pemberian pelayanan ANC menunjukkan, sebanyak 115 responden yang mendapatkan pelayanan ANC selama pandemi Covid-19 sebanyak 72,2%. Sementara kualitas pelayanan ANC yang baik selama pandemi sebesar 98%.

Selain itu, indikator pelayanan berkualitas dari 115 ibu hamil menyatakan bahwa sebanyak 91,6% sesuai dengan tangible (penampilan fisik), 92,8% menyatakan sesuai dengan reliability (kehandalan), 97,6% menyatakan sesuai dengan responsiveness (ketanggapan), 98,8% menyakan sesuai dengan assurance (jaminan), dan sebanyak 98,8% menyatakan sesuai dengan empathy (empati). Selain itu, terdapat pula hubungan antara 5 indikator kepuasan yang sesuai pedoman Covid-19 pada ibu hamil.

Dosen FIKES Unas, Risza Choirunnisa SSiT, M.KM. melalui penelitiannya yang berjudul ‘Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Remaja di Masa Pandemi  Covid-19’ mengungkapkan bahwa, terdapat hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental remaja selama pandemi.

Pertama, para remaja saat ini harus yakin bahwa kecemasan yang sedang dialami dalam situasi pandemi adalah sesuatu hal yang normal. Dia tidak merasa sendiri.

Kedua, para remaja juga seharusnya membuat selingan yang positif. Misalnya, melakukan hobi yang sebelumnya tidak bisa dilakukan sebelum pandemi.

Tak hanya itu, remaja juga perlu menemukan cara untuk terhubung dengan teman dan membuat hal-hal kreatif yang menyenangkan, membahas pelajaran, sehingga bisa menuntut untuk berpikir. Selain itu, situasi pandemi saat ini juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk berbenah diri dan mencari jati dirinya sehingga menemukan hal-hal yang baik untuk masa depan.

Terakhir, hal itu semua tidak akan lancar kalau tidak bisa berbuat baik dengan diri sendiri dan orang lain. Ini waktu yang baik untuk berkumpul dengan keluarga dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.

Ns. Millya Helen, S.Kep., M.Kep. dalam kaitan dengan penelitian itu mengungkapkan bahwa saat ini, masih ada lonjakan kasus Covid-19. Ini menjadi tantangan besar bagi pelayanan kesehatan.

Banyak tekanan psikologis yang dirasakan oleh perawat, gangguan fisik seperti insomnia akibat dari merawat pasien. Dalam penelitian yang berjudul “Pengalaman perawat dalam merawat pasien PDP/ODP Covid-19”, Millya Helen, S.Kep., M.Kep merekomendasikan bagi para pemberi keputusan di rumah sakit agar dapat memberikan pelatihan dan juga kelengkapan APD, juga nutrisi yang baik dan pelindungan ketenagakerjaan bagi setiap pelayan kesehatan.

Hendaklah para pemberi keputusan melindungi tenaga kerjanya. Dengan tanggun jawab dan profesional perawat selalu melakukan tugasnya meskipun dirinya sendiri terancam, tapi mereka tahu sudah terikat dengan sumpah ketika memutuskan diri untuk terjun ke masyarakat.

Hasil dari penelitian ini, telah dikaji dan dibahas dalam Webinar series kedua di Universitas Nasional pada Sabtu (20 Juni 2020). Ekspose dari kegiatan ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi pada masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid 19.(*)

Tulisan ini diadaptasi dari naskah aslinya di https://www.unas.ac.id/berita/bentuk-kontribusi-saat-pandemi-covid-19-dosen-fikes-presentasikan-hasil-penelitian/

admin
Ideas, stories, thoughts

Komentari

Subscribe to our newsletter

Subscribe info terbaru dari UNAS Press Newsletter langsung ke inbox email

Terkini

HI UNAS dan AIHII Gelar Foreign Policy Outlook 2024

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Nasional bekerja sama dengan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) menggelar “Foreign Policy Outlook...

Orasi Ilmiah Pengukuhan 10 Guru Besar Universitas Nasional: Mulai Dari Soal Perburuhan Hingga Pandanus Tectorius dari Jawa

  Universitas Nasional membuka tahun 2024 dengan mengukuhkan 10 Guru Besar melalui acara pengukuhan yang digelar selama dua hari berturut-turut....

Capaian Awal Tahun 2024: UNAS Raih Predikat Unggul, Kukuhkan 10 Guru Besar

Ada capaian istimewa di awal tahun 2024 yang berhasil diraih Universitas Nasional. Pertama, UNAS berhasil meraik predikat akreditasi institusi...

Featured

You might also likeRELATED
Recommended to you